Sepotong Kisah Dari Eks Kota Petro Dolar, Lhokseumawe
Tulisan lhokseumawe dengan latar cahaya lampu saat akan memasuki kota Lhokseumawe |
Dulu, kota yang dikenal
dengan petrodollar terkenal kemana-kemana. Sumbangsih hasil perut kota ini
mampu membangun nusantara ini. tidak diragukan lagi akan hal tersebut. kota
penghasil gas alam terbesar pada era tahun 70an sampai tahun 80an.
Kota
Lhokseumawe begitulah namanya. Kota yang terletak di lintasan jalan nasional
Banda Aceh-Medan dulunya adalah ibukota kabupaten Aceh Utara. Seiring jalannya
waktu, Aceh Utara dulunya yang terbentang luas dimulai dari Samalanga sampai
Panton Labu pecah menjadi 3 wilayah administratif. Lhokseumawe berdiri jadi
Kota Madya dan 2 daerah lainnya Aceh Utara yang beribukota di Lhoksukon dan
Bireuen yang beribukota di Bireuen yang dikenal sebagai kota Juang.
Lhokseumawe
dulu merupakan kota industri dengan beberapa perusahaan besar beroperasi di
wilayahnya. Sebut saja PT PIM (PT Pupuk Iskandar Muda), PT AAF(Aceh Asean
Fertilizer) dan PT KKA(PT Kertas Kraft Aceh). perusahaan perusahaan besar
tersebut mampu berdiri karena dengan adanya pasokan gas untuk menghidupi mesin
raksasanya dari ladang gas Aron. Selain itu, hasil gas itu di ekspor ke luar
negeri yang kesemua rupiah itu masuk ke kantong negara.
Lalu,
lhokseumawe sendiri dan secara keseluruhan Aceh apa yang bisa didapat dari hasil
peruh bumi tanoh rencong ini? apakah rakyat dilingkaran peusahaan penyedot Gas
itu sudah sejahtera? bagaimana nasib para masyarakat yang harus pindah dari tanahnya
untuk dibangun perusahaan itu? Penulis rasa sudah tidak harus lagi membahas hal
itu, namun penulis hanya ingin menyegarkan pikiran kita tentang apa yang terjadi
di tanoh Aulia ini.
Masa
itu, Kota Lhokseumawe begitu dikenal oleh orang banyak. Pekerja asing datang ke
Lhokseumawe untuk mengeruk kekayaan alam di bawah perut Lhokseumawe. Tak heran,
Lhokseumawe kala itu dilabeli dengan sebutan kota Petro Dollar. Geliat perekonomian
di kota Lhokseumawe sangat menguntungkan para pelaku ekonomi. Namun pemerintah
Lhokseumawe kala itu lupa daratan akan keberlangsungan pendapatan untuk daerah.
Cukup terlena dengan hasil dari gas alam sampai lupa akan hal apa yang akan
diandalkan ketika gas alam Aron habis.
Nyatanya,
Oktober 2014 silam merupakan pengapalan terakhir LNG untuk diekspor ke Korea
Selatan. Kini kilang PT Aron telah dioperasikan sebagai terminal penerima dan
regasifikasi LNG. Lalu bagaimana dengan wajah kota Lhokseumawe kini?...
0 komentar:
Post a Comment