Menikmati Suasana Malam Hari Kota Sigli Aceh
Oleh :Isvani
Masyarakat
pidie dikenal dengan masyarakat perantau yang mengadu nasib di negeri orang.
Kebanyakan pria di kabupaten yang beribukota Sigli ini keluar dari kampung
halaman merantau ke beberapa daerah di lain di aceh dan bahkan ke luar Aceh.
Itulah tabiat orang pidie yang sudah turun temurun dari pendahulunya.
Beberapa
hari yang lalu aku dan seorang kawan mengunjungi kota ibukota kabupaten Pidie,
Sigli. Tepatnya 2 hari kami berada di kabupaten itu. Setelah menyusuri
kegelapan Gua Aulia Tujuh di Laweung dan menikmati pemandangan persawahan di
Kabupaten Pidie. Malam harinya selepas magrib kami singgah ke rumah saudara
sikawan di Garot dan berencana bermalam dirumah saudaranya.
Sesampai
di rumah saudara sikawan, tubuh kami harus segera disirami air setelah seharian
melawan terjalnya perbukitan jalan ke gua tujuh. Melihat kondisi jalan seperti
itu membuat kami heran akan kerjanya pemerintahan di daerah. Jalan di ibukota
provinsi berlapis-lapis namun disini hanya dilapisi dengan batu perbukitan,
benar-benar alami jalannya. Hahahha. Tidak mau berlama-lama dengan sakit hati
terhadap pemerintah itu, pasalnya permasalahan itu akan aku tulis pada
kesempatan lainnya. Aku janji, Insya Allah.
Segar
rasanya badan ini setelah bermandikan air di daerah perkampungan. Kami segera
berpakaian karena berencana malam ini akan berkeliling kota sigli. Aku pribadi
belum pernah kota sigli walaupun sudah puluhan kali sudah pernah melewatinya
sewaktu pulang ke Aceh Utara. Namun hanya lewat saja tanpa pernah sekalipun
singgah di kotanya. Lain hal dengan si kawan, ia sudah sedikit banya tahu seluk
beluk kota sigli. Malam ini aku akan dibawa sikawan mengelilingo kota kabupaten
Pidie.
Saudara
sikawan memanggil kami untuk bersegera ke dapur karena makanan malam sudah
dipersiapkan. Makan malam pun sudah berlalu dan kami meminta izin untuk keluar
ke kota Sigli.
Motor
sikawan menderu memecah keheningan malam di perkampungan kabupaten itu.
Pasangan muda mudi bergelantungan di kendaraan menuju tempat yang sudah mereka
rencanakan. Laju kendaraan kami sebentar-sebentar harus diperlambat karena banyak lobang yang menganga di tengah jalan.
Dasar pemerintah, aku mengumpat dalam hati.
Lampu-lampu
kota sudah mulai terlihat dengan segala kekerlipan yang dipancarkannya. Ah aku
rindu kampung halaman , walaupun kampung aku bukan dikota namun kota di dekat
kabupaten aku punya kenangan tersendiri dalam perjalanan hidup ini. waktu akan
menentukan nantinya.
Kendaraan
yang kami pakai memasuki jalanan perkotaan. Orang-orang saling mendahului satu
sama lainnya. Suasana malam minggu di kota Sigli cukup gemerlap.
“
kalau di Sigli, malam minggu orang berkumpulnya di Alun-alun, kesana kita” ucap
sikawan memberitahu.
Deru
kendaraan saling bersahutan satu sama lain, memecah suasana malam minggu di
perkotaan Sigli. Betapa kecilnya kota sigli dibandingkan dengan kota ibukota
provinsi, itu sudah pasti, namanya saja kota kabupaten dengan segala kekurangan
yang menghinggapinya. Motor yang kami kendarai semakin dalam memasuki wilayah
perkotaan. tiba-tiba.......
BERSAMBUNG KE BAGIAN SELANJUTNYA............................................
Mantrap.... :-bd
ReplyDelete