Menanti Punahnya Budaya Khanduri di Aceh
ilustrasi khanduri blang di aceh |
Khanduri
adalah salah satu budaya yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
Aceh. berbagai macam khanduri ada dan berkembang dalam masyarakat Aceh.
khenduri sudah ada sejak nenek moyang masyarakat aceh dulu yang masih bertahan
sampai saat ini walaupun ada pula yang sudah mulai terkikis dengan kemajuan
zaman.
Di
banda aceh baru-baru ini melangsungkan khanduri Apam yang dipusatkan di taman
safiatuddin banda Aceh. benar benar suatu kegiatan yang mengangkat kembali
budaya Aceh yang semakin hari tenggelam dan kalah saing dengan budaya bangsa
lain. banyak anak anak Aceh tak tahu menahu akan budayanya sendiri namun dengan
setia mempelajari bahkan mengikuti budaya orang lain.
Khanduri
tidak terpisahkan dalam kepribadian orang Aceh. khanduri hadir dalam setiap
sendi kehidupan sosial masyarakat aceh dan menjadi suatu yang sakral pada waktu
tertentu. Setiap momen ada saja khanduri dalam masyarakat aceh walaupun dalam
skala yang lebih kecil. Bermacam macam khanduri seperti khanduri Blang,
Khanduri Apam, Khanduri maulod, khanduri Laot dan khanduri khanduri yang lain
yang penulis tidak tahu.
Adat
dan budaya khanduri di Aceh menjadi salah satu ciri khas dalam kuliner dalam
setiap khanduri yang tersebut di atas. Setiap menu makanan/kuliner pada setiap
khanduri akan berbeda walaupun ada pula menu makanan yang memang sama secara
umumnya. Pada kesempatan yang lain penulis mungkin ingin menulis tentang itu
karena kali ini penulis hanya ingin membahas bagaimana budaya khanduri pada masyarakat
Aceh saat ini.
Bisa
dibilang saat ini di kota kota besar di aceh budaya khanduri sudah mulai
memudar. Contoh saja dalam khanduri perkawinan. Suasana dan budaya khanduri
yang di gampong gampong di Aceh tidak selaras dengan ada yang di kota kota. Fungsi
khanduri sebagai ajang silaturrahmi antar tetangga rumah menjadi tidak ada lagi
dalam tatanan acara acara khanduri di perkotaan.
Masyarakat perkotaan saat ini
lebih memilih makanan yang sudah di catering
sehingga tetangga jirannya tidak usah membantu si pimilik rumah yang
khanduri karena sudah ada yang mengerjakan semuanya. Hal ini bertolak belakang
dengan yang terjadi di gampong gampong. Masyarakat di gampong masih saling
membantu ketika mengadakan hajatan khanduri. Pada saat khanduri pada si pulen
maka si pulan akan datang ke rumahnya untuk saling membantu begitu juga
sebaliknya.
Sungguh
saya rasa dengan ada acara khanduri apam yang baru baru ini dilakukan sebagai
momentum mengingat kembali budaya kita sendiri yang hampir punah. Sudah saatnya
kita peduli dengan budaya sendiri sebagai identitas yang harus kita bawa kemana
saja hendak melangkah. Jangan sampai kita lupa pada diri kita dan darimana kita
berasal.
kebanyakan kenduri orang aceh
ReplyDeletehidupnya banyak hutang dimana2
kegiatanya cuma tongkrong di kedai
makan makan bahkan orang matipun diadakan pesta 7 hari
bener2 budaya tidak baik
kalo sisi negatifnya mungkin iaa.tapi jangan lupa sisi postitifnya jugaa
ReplyDelete