Tuesday 9 June 2015

Menanti Punahnya Budaya Khanduri di Aceh

Menanti Punahnya Budaya Khanduri di Aceh
ilustrasi khanduri blang di aceh

Khanduri adalah salah satu budaya yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh. berbagai macam khanduri ada dan berkembang dalam masyarakat Aceh. khenduri sudah ada sejak nenek moyang masyarakat aceh dulu yang masih bertahan sampai saat ini walaupun ada pula yang sudah mulai terkikis dengan kemajuan zaman. 

Di banda aceh baru-baru ini melangsungkan khanduri Apam yang dipusatkan di taman safiatuddin banda Aceh. benar benar suatu kegiatan yang mengangkat kembali budaya Aceh yang semakin hari tenggelam dan kalah saing dengan budaya bangsa lain. banyak anak anak Aceh tak tahu menahu akan budayanya sendiri namun dengan setia mempelajari bahkan mengikuti budaya orang lain.

Khanduri tidak terpisahkan dalam kepribadian orang Aceh. khanduri hadir dalam setiap sendi kehidupan sosial masyarakat aceh dan menjadi suatu yang sakral pada waktu tertentu. Setiap momen ada saja khanduri dalam masyarakat aceh walaupun dalam skala yang lebih kecil. Bermacam macam khanduri seperti khanduri Blang, Khanduri Apam, Khanduri maulod, khanduri Laot dan khanduri khanduri yang lain yang penulis tidak tahu.

Adat dan budaya khanduri di Aceh menjadi salah satu ciri khas dalam kuliner dalam setiap khanduri yang tersebut di atas. Setiap menu makanan/kuliner pada setiap khanduri akan berbeda walaupun ada pula menu makanan yang memang sama secara umumnya. Pada kesempatan yang lain penulis mungkin ingin menulis tentang itu karena kali ini penulis hanya ingin membahas bagaimana budaya khanduri pada masyarakat Aceh saat ini.

Bisa dibilang saat ini di kota kota besar di aceh budaya khanduri sudah mulai memudar. Contoh saja dalam khanduri perkawinan. Suasana dan budaya khanduri yang di gampong gampong di Aceh tidak selaras dengan ada yang di kota kota. Fungsi khanduri sebagai ajang silaturrahmi antar tetangga rumah menjadi tidak ada lagi dalam tatanan acara acara khanduri di perkotaan.

Masyarakat perkotaan saat ini lebih memilih makanan yang sudah di catering sehingga tetangga jirannya tidak usah membantu si pimilik rumah yang khanduri karena sudah ada yang mengerjakan semuanya. Hal ini bertolak belakang dengan yang terjadi di gampong gampong. Masyarakat di gampong masih saling membantu ketika mengadakan hajatan khanduri. Pada saat khanduri pada si pulen maka si pulan akan datang ke rumahnya untuk saling membantu begitu juga sebaliknya.

Sungguh saya rasa dengan ada acara khanduri apam yang baru baru ini dilakukan sebagai momentum mengingat kembali budaya kita sendiri yang hampir punah. Sudah saatnya kita peduli dengan budaya sendiri sebagai identitas yang harus kita bawa kemana saja hendak melangkah. Jangan sampai kita lupa pada diri kita dan darimana kita berasal. 

2 comments:

  1. kebanyakan kenduri orang aceh
    hidupnya banyak hutang dimana2
    kegiatanya cuma tongkrong di kedai
    makan makan bahkan orang matipun diadakan pesta 7 hari
    bener2 budaya tidak baik

    ReplyDelete
  2. kalo sisi negatifnya mungkin iaa.tapi jangan lupa sisi postitifnya jugaa

    ReplyDelete

Copyright © 2014-2015 SuA Atjeh