Monday 16 February 2015

Ketika Kita Tidak " Tahu Siapa Diri" Dan " Darimana Berasal"

Ketika Kita Tidak " Tahu Siapa Diri" Dan " Darimana Berasal"
ilustrasi 

Oleh : Isvani

Budaya memang akan menampilkan bagaimana kepribadian seseorang manusia. Manusia yang berbudaya tentunya memiliki peradaban yang lebih tinggi dengan manusia yang tidak berbudaya. Budaya adalah sebagai realitas kehidupan tentang bagaimana keadaan kehidupan suatu kelompok masyarakat.

Tulisan ini berhubungan dengan budaya dan juga potret syariat islam yang ada di Aceh pada zaman saat ini. tulisan ini terinspirasi dari suatu ketika di pantai alue naga. Kejadiannya tepat pada Sabtu tempo hari. Hari itu lumayan rame yang mengunjungi pantai alue naga. Mulai dari warga disekitaran banda aceh dan Aceh besar dan hari itu ternyata ada juga yang datang dari luar negeri.

Dari gayanya dapat disimpulkan mereka datang dari negeri jiran Malaysia. Pemandangan miris pun terlihat ketika mata ini mulai mengobservasi keadaan di pantai Alue naga sore itu. Pemandangan yang tidak seharusnya mata ini melihatnya sehingga otak ini pun tidak berfikir dan menganalisis kondisi Aceh masa kini. Beginilah keadaan yang aku amati :

Saudara-saudara kita yang dari malaysia tadi setelah diamati, mereka yang perempuan memakai busana yang muslimah seperti bagaimana yang diatur di negeri syariat ini. walaupun mereka memakai celana tapi bajunya menutup sampai ke lutut kaki-kaki  mereka. Celana yang mereka kenakan pun tidak seperti kebanyakan dara-dara kita yang pakai di tanah ini.

celana mereka dari kain dan tidak ketak. Baju yang mereka kenakan pun tidak ketat membentuk keindahan badannya. Sehingga bisa dipastikan tidak akan membangun otot-otot(red:nafsu) para kaum Adam yang memandangnya. Dan sudah pasti tidak akan ada kekerasan gender seperti yang sering terjadi negeri nusantara ini. artinya, Gadis-gadis malaysia yang dimaksud tadi sangat menjaga martabat harga dirinya terutama di negeri syariat ini.

Berlanjut pemandangan aku ke gadis-gadis kita(Aceh). Mata ini terus memandang hilir mudik gadis-gadis kita yang terkadang ada yang berpasangan dengan sang kekasih dan yang sesama gadis-gadis. Nah, terlihat kontras perbedaan ketika mata dan otak ini melihat antara gadis-gadis malaysia tadi dengan gadis-gadis kita. Gadis-gadis kita yang entah dari nenek moyangnya yang mana diikuti berpakaian tidak sesuai dengan nama negeri ini. tidak sesuai dengan seperti yang selalu dikoar-koarkan oleh pemerintah dan kebanyakan orang.

Masih berbangga hati menggunakan pakaian yang ketat dan membungkus otot-ototnya(Red: Badan). Namun, tidak semua gadis-gadis kita yang seperti itu. Tentunya masih ada gadis kita yang sadar akan siapa dirinya dan darimana asalnya. Tapi hanya sedikit sekali gadis kita yang masih sadar akan hal tersebut. Lebih senang dengan budaya orang lain ketimbang dengan budaya nenek moyangnya yang hidup beratus tahun yang lalu.

Saat ini bukannya celana yang dipakai dengan ketat mencekik daging badannya, namun Rok saat ini pun sudah dipakau dengan ketat sehingga lebih-lebih  lagi membungkus otot-otot yang di belakangnya. Satu lagi, kainnya terkadang sangat tipis sehingga garis-garis yang ada di badannya menonjolkan diri keluar. Sungguh suatu perbedaan antara gadis-gadis kita dengan gadis-gadis saudara kita dari negeri seberang.

Apa yang dapat diambil kesimpulan dari kejadian tersebut ? begini yang terhimpun : 

Budaya negeri kita menuju gerbang kehancuran dengan budaya baru yang kita anut tersebut. Gadis-gadis negeri tersebut dengan mulianya menghargai tentang aturan kita disini sedangkan kita tuan rumah tak tau aturan dinegeri sendiri. Kemudian gadis seberang tersebut menampilkan sesuatu yang baik sebagai citra mereka dari negerinya. Terlepas kita tidak tau bagaimana perilaku mereka dinegerinya.


Namun mereka telah menampakkan yang baik dinegeri kita sedangkan kita untuk negeri sendiri tidak mau menampakkannya. Itu hal yang bisa otak ini menangkapnya dari kejadian yang diatas. Tulisan ini bukan maksud untuk memvonis bahwa gadis-gadis kita telah hilang sama sekali moralnya, namun tulisan ini sebagai cerminan bagi siapa saja untuk membangun negeri ini yang lebih baik yang tau akan siapa dirinya dan darimana berasal. 

*Penulis adalah pemerhati sosial budaya dan alam.
mahasiswa FH Unsyiah dan Psikologi Unsyiah 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2014-2015 SuA Atjeh